Kesederhanaanmu Kini Telah Purna, Terima Kasih Gereja Mungilku
Penampakan Gereja St. Hieronimus Karangan yang mulai dibongkar secara menyeluruh dengan latar belakang gedung paroki baru |
Tentu saja informasi sejarah semacam ini sangat diperlukan mengingat tidak lama lagi Karangan, berikut dengan seluruh stasi yang ada di wilayahnya akan dimekarkan menjadi paroki baru di bawah naungan Keuskupan Agung Pontianak.
Sebagai Paroki baru nantinya, tentu saja hal apapun yang berkaitan dengan peristiwa, baik itu yang sudah menjadi sejarah dan kegiatan-kegiatan lain yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang harus dapat didokumentasikan dengan lebih rapi. Untuk memenuhi kriteria tersebut, sejauh ini Sayoka masih berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya terutama yang berkaitan dengan sejarah perkembangan umat Katolik di Karangan dan sekitarnya.
Bangunan Gereja yang sedang di bongkar hanyalah salah satu rekaman sejarah yang secara fisik akan tergantikan dengan bangunan gereja baru. Namun demikian, ada perasaan yang agak berbeda ketika melihat satu persatu atap gereja di lepaskan. Lonceng di menara yang setiap minggu berbunyi juga sudah diturunkan untuk "ditidurkan" sementara menunggu menara gereja baru yang belum dibangun.
- Foto 01
- Foto 02
- Foto 03
- Foto 04
- Foto 05
- Foto 06
- Foto 07
- Foto 08
- Foto 09
- Foto 10
- Foto 11
- Foto 12
- Foto 13
- Foto 14
- Foto 15
- Foto 16
Beberapa foto-foto terakhir Gereja St. Hieronimus Karangan yang berhasil terekam kamera
Gereja yang sangat sederhana itu, di sepanjang usianya, kini telah berada pada titik paling purna dalam menemani kehidupan rohani umat Katolik Karangan. Entah berapa banyak bayi-bayi mungil dibabtis di dalamnya. Tak terhitung juga berapa banyak pasangan Katolik yang disambut dengan sukacita ketika akan menerima sakramen perkawinan di bawah naungan atap sengnya yang berkarat. Entah berapa banyak mereka yang menerima sambut baru di depan altarnya. Dan tak pernah tercatat pula, entah berapa banyak jiwa yang dihantarkan pulang menuju kepada Bapa, Sang pemilik Kehidupan, melalui gereja tua ini.
Sungguh, begitu banyak kenangan yang "terekam" di sana. Setiap pribadi tentu saja memiliki kenangan dan ceritanya masing-masing berkenaan dengan gereja ini. Waktu 39 tahun adalah waktu bagi kita mempersembahkan semua "kenangan" akan kebaikan kehidupan ini kepada Allah. Pembongkaran gereja lama telah menjadi simbol bagi setiap jiwa untuk dapat melepaskan, mengikhlaskan segalanya kepada Allah. Demikian jugalah tubuh ini, yang adalah gereja dan di dalamnya berdiam jiwa-jiwa ilahi. Secara fisik ia akan berakhir, namun secara spiritual ia tetap hidup bersama Allah Semesta Raya.
Terima kasih gereja mungilku. Di dalam memori masa kecilku, aku mengenangmu bersama nyanyian burung gereja yang masih selalu terdengar di kepalaku sejak beberapa puluh tahun yang lalu ketika aku masih sebagai anak-anak. (S. Karimawatn)
Dari oekk..oek...sampai di baptis,skolah minggu dan penerimaan sakramen hingga krisma,kecuali nikah. Inilah dia gerejanya yg menjadi aq seorang katolik hingga saat ini.
ReplyDeleteCONGRATULATIONS AND SUCCESS......
ReplyDelete