Warta Gereja

Pemuda Katolik Berkarya Untuk Masyarakat

Kosmas Kajang, ketua komda Pemuda Katolik Kaltar dan Frederikus Tulis, ketua komda Jawa Barat (HIDUP/Edward Wirawan)

“PEMUDA Katolik harus berkarya sesuai situasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.” Begitu diutarakan Kosmas Kajan, ketua komisariat daerah (komda) Pemuda Katolik Kalimantan Utara (Kaltar), di Sarinah Menteng, Jumat 11/11.

Jelang Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas ) di Surakarta, Solo, Jawa Tengah pada 18-20 November mendatang, Kosmas dan Frederikus Tulis ketua caretaker, komda Jawa Barat bersama beberapa kader bertemu untuk berbagi pengalaman organisasi dan berdiskusi soal tantangan masyarakat.

Di Kaltar, kata Kosmas, masyarakat peladang memakai sistem rotasi, di mana mereka membuka lahan, membersihkan dan menanam, lalu dalam kurun waktu tertentu, ladang dilepas dan mebuka ladang yang baru. Namun sistem ini berbenturan dengan peraturan menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang larangan pembakaran lahan untuk ladang.

Alhasil, itu berkontribusi pada ‘kekurangan pangan’ masyarakat. Padahal, di Kaltar, lanjutnya,  tidak ada sawah seperti di Jawa, Bali dan Lombok, di mana ketersediaan padi bisa dijamin sepanjang tahun. Karena itu, Kosmas dan kader Pemuda Katolik Kaltar, bergerak mengajak masyarakat  untuk mulai menanam varietas-varietas yang bisa mengatasi kekurangan pangan  seperti talas, singkong, papaya dan varietas lain sebagai tanaman sela. “Itu bisa ditanam di pekarangan atau lahan kecil lainnya,” kata Kosmas.

Sistem perladangan ini sebenarnya tidak merusak lingkungan hidup, karena dengan berpindah lahan, tanah lahan perladangan yang telah diolah beberapa kali dalam siklus tahun ladang bisa ‘istirahat’ dan dalam waktu 7-15 tahun bisa digunakan lagi. “ Karena kalau tidak dibakar, kadar keasaman tanah akan tinggi dan praktis tidak bisa ideal untuk pertanian. Yang tumbuh malah rumput,” jelas ketua Komisi III DPRD Kaltar ini.

Kosmas mengaku senang dengan program Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Tanjung Selor untuk mengatasi kekurangan pangan. Program-program PSE Tanjung Selor, katanya, berkisar pada pertanian kreatif dengan cara tanam lestari tanpa pupuk kimia. Di Kaltar, ada pastor  yang mempelopori, menanam biji-bijian dan varietas lain yang bisa dipanen dalam rentang waktu yang singkat sehingga menjamin ketersediaan pangan. “Kita sebagai Pemuda Katolik dan umat mendukung program-program PSE. Ke depan, tentu ingin bekerjasama secara konkrit,” ujarnya.

Kata Kosmas, ada banyak program kerja Pemuda Katolik Kaltar yang terbentur dana. “Kita harus jujur, organisasi kita kan nirlaba, jadi harus mandiri,” tukasnya. Ketika disinggung Frederikus Tulis soal situasi sosial masyarakat di Kaltar, Kosmas mengatakan, masyarakat Kaltar mampu menjaga keberagaman. “Dinamika sosial masyarakat di sana bagus dan terajut dengan baik,” tutup alumni Seminari Stella Maris Bogor ini.

No comments