Romo Johannes Hariyanto SJ: Pemuda Katolik Jangan Terjebak Segmentasi Sosial
Romo Johannes Hariyanto SJ (kiri) saat menghadiri Rakernas Pemuda Katolik di Lamandau, April silam (HIDUP/Edward Wirawan) |
ROMO Johannes Hariyanto SJ, pastor moderator nasional Pemuda Katolik, antusias dengan Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) Pemuda Katolik di Surakarta, Solo, Jawa Tengah pada 18-20 November mendatang. Ia menggarisbawahi tema rapimnas; “Konsolidasi Organisasi Bersama Umat dan Masyarakat dalam Rangka Memperkuat Pembangunan Nasional Berbasis Desa.”
Pemuda Katolik, kata Romo Hariyanto sudah seyogyanya terlibat dalam membangun pedesaan. “Ini bagus, karena bersifat long run – jangka panjang,” katanya, kala Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyambanginya di Paroki St Theresia Menteng, Jumat, 11/11.
Romo Hariyanto mendukung Pemuda Katolik untuk menggarap masalah yang bersifat obyektif. Tema rapimnas, katanya merupakan pilihan strategis yang sangat baik dan jelas. Namun, ia menambahkan, itu harus dilakukan dalam konteks bonum comunae (kesejahteraan bersama).
Karena itu, penggagas Kampus Orang Muda Jakarta ini menekankan agar setiap kader membangun sinergi dan kerjasama dengan semua pihak. “Ketika terjun ke masyarakat, jangan show sendiri, tetapi libatkan yang lain.”
Sinergi dan kerjasama dengan banyak pihak, kata Romo Hariyanto, sangat penting, apa lagi konteks sosial politik saat ini, lanjutnya, ada kecenderungan segmentasi, pengelompokan dalam masyarakat yang semakin kuat. “Sinergi kerjasama harus lintas keyakinan, lintas golongan. Saya harap kader Pemuda Katolik sungguh terlibat dalam konteks itu.”
Romo Hariyanto, mewanti-wanti Pemuda Katolik agar tidak terjebak dalam segmentasi sosial. “Kalau kita terjebak pada segmentasi, kubu-kubuan, maka kita menyelesaikan masalah ala preman,” ujar Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) ini.
Kerjasama dan dialog yang lintas kelompok, lanjutnya, merupakan kesadaran akan kebhinekaan dan panggilan untuk terciptanya bonum comunae. Menyitir Paus Fransiskus, Romo Hariyanto mengatakan, masalah dunia tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu kelompok tetapi harus dilakukan secara bersama. “Dalam ensiklik Laudato Si’ disebutkan, bumi ini rumah kita bersama. Siapa pun yang ‘membakar’ rumah bersama ini, semuanya kehilangan, tidak ada yang menang,” pungkas Romo Hariyanto.
Pemuda Katolik, kata Romo Hariyanto sudah seyogyanya terlibat dalam membangun pedesaan. “Ini bagus, karena bersifat long run – jangka panjang,” katanya, kala Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyambanginya di Paroki St Theresia Menteng, Jumat, 11/11.
Romo Hariyanto mendukung Pemuda Katolik untuk menggarap masalah yang bersifat obyektif. Tema rapimnas, katanya merupakan pilihan strategis yang sangat baik dan jelas. Namun, ia menambahkan, itu harus dilakukan dalam konteks bonum comunae (kesejahteraan bersama).
Karena itu, penggagas Kampus Orang Muda Jakarta ini menekankan agar setiap kader membangun sinergi dan kerjasama dengan semua pihak. “Ketika terjun ke masyarakat, jangan show sendiri, tetapi libatkan yang lain.”
Sinergi dan kerjasama dengan banyak pihak, kata Romo Hariyanto, sangat penting, apa lagi konteks sosial politik saat ini, lanjutnya, ada kecenderungan segmentasi, pengelompokan dalam masyarakat yang semakin kuat. “Sinergi kerjasama harus lintas keyakinan, lintas golongan. Saya harap kader Pemuda Katolik sungguh terlibat dalam konteks itu.”
Romo Hariyanto, mewanti-wanti Pemuda Katolik agar tidak terjebak dalam segmentasi sosial. “Kalau kita terjebak pada segmentasi, kubu-kubuan, maka kita menyelesaikan masalah ala preman,” ujar Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) ini.
Kerjasama dan dialog yang lintas kelompok, lanjutnya, merupakan kesadaran akan kebhinekaan dan panggilan untuk terciptanya bonum comunae. Menyitir Paus Fransiskus, Romo Hariyanto mengatakan, masalah dunia tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu kelompok tetapi harus dilakukan secara bersama. “Dalam ensiklik Laudato Si’ disebutkan, bumi ini rumah kita bersama. Siapa pun yang ‘membakar’ rumah bersama ini, semuanya kehilangan, tidak ada yang menang,” pungkas Romo Hariyanto.
Sumber : hidupkatolik.com
No comments