Warta Gereja

Orang Kudus Hari Ini : Santo Sabas, Abbas dan Pengaku Iman

Santo Sabas, Abbas dan Pengaku Iman

Sabas, yang dilahirkan pada tahun 439, adalah salah seorang dari rahib Palestina yang termasyhur. Ayahnya seorang pejabat dalam dinas militer. Ketika ayahnya harus pergi ke Alexandria, Mesir, ia menitipkan puteranya yang masih kecil kepada saudara iparnya. Namun karena bibinya memperlakukannya dengan buruk, Sabas kecil melarikan diri ke rumah pamannya yang lain.

Kemudian timbul pertengkaran di antara kedua pamannya itu karena memperebutkan hak asuh Sabbas karena menginginkan uang kiriman dari ayah Sabbas. Sabas merasa tidak tenang. Ia lebih senang melihat semua orang hidup dalam damai. Jadi, ia melarikan diri lagi dan tinggal di sebuah biara. Ia masuk biara Basilian yang dipimpin oleh Santo Eutimos Agung.

Kedua pamannya merasa malu atas perbuatan mereka. Mereka meminta Sabas untuk kembali dan mereka berjanji akan memberikan kepadanya semua hak warisannya. Tetapi, Sabas merasa berbahagia tinggal di biara. Ia tidak mau meninggalkannya. Meskipun di biara ia menjadi rahib yang paling muda, tetapi dialah yang paling tekun berdoa.

Ketika usianya delapan belas tahun, Sabas pergi ke Yerusalem. Ia ingin mencoba hidup bertapa sendirian bersama Tuhan saja. Namun ia dinasehati agar tinggal di biara untuk sementara waktu oleh sebab ia masih amat muda untuk menjadi seorang pertapa. Sabas taat dan dengan sukacita mengerjakan semua pekerjaan berat dalam biara. Ia membelah kayu untuk perapian dan memikul ember air yang berat.

Suatu hari, St. Sabas diutus ke Alexandria untuk menemani seorang rahib. Di sana, ia berjumpa dengan ayah ibunya! Orangtuanya berupaya dengan segala cara agar Sabas mau meninggalkan kehidupan asketisnya dan tinggal bersama mereka. Mereka ingin agar Sabas menikmati kehormatan duniawi yang sama seperti yang telah diperoleh ayahnya. Namun tidak demikian dengan Sabas! Ia bahkan tidak mau menerima uang yang mereka coba berikan kepadanya. Akhrinya, Sabas menerima juga tiga keping emas. Ketika ia tiba kembali di biaranya, diserahkannya kepingan-kepingan emas itu kepada kepala biara.

Pada akhirnya, selama empat tahun Sabas dapat juga menikmati hidup sendirian bersama Tuhan saja, seperti yang didambakannya. Tetapi, sesudah itu ia harus memulai sebuah biara baru. Ia mendirikan Laura (semacam tempat pertapaan) Mar Saba yang terletak antara Yerusalem dan Laut Mati. Sebuah Laura dihuni oleh sekelompok rahib yang menjalani hidup pertapaan secara terpisah-pisah di sekitar gereja. Banyak murid datang kepadanya untuk menjadi rahib.

Karena beberapa dari rekan rahibnya menentang aturan-aturannya dan menuntut kehadiran seorang imam sebagai abbas mereka, maka ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 491. Ia sangat bijak dalam memimpin para rahib, sehingga pada tahun 494 ia diangkat sebagai pemimpin tertinggi dari semua biara yang ada di Palestina. Sabas dengan gigih membela ajaran Konsili Kalsedon dan berani menegur kaisar sehubungan dengan berbagai ajaran sesat yang berkembang di Kekaisaran Konstantinopel. Dua kali ia menghadap kaisar di istana kekaisaran untuk menentang ajaran-ajaran sesat itu.

Meskipun demikian, Sabas tetap mengenakan jubah sederhananya dan tetap setia pada jam-jam doanya. Banyak mukjizat terjadi melalui doa St Sabbas; saat masa kekeringan di biara; mata air menggenang, selama waktu kekeringan, ada hujan berlimpah, dan Doa Santo Sabbas juga menyembuhkan banyak orang sakit dan kerasukan.

Pertapaan Mar Saba yang didirikannya sampai kini dihuni oleh rahib-rahib dari Gereja Ortodoks Timur yang menghayati suatu cara hidup tapa Yang keras dan sederhana. Konon biara itu pernah diperbaiki oleh pemerintah Rusia pada tahun 1840. Sabas meninggal dunia dalam usia 94 tahun pada tanggal 5 Desember 532. Ia dimakamkan di halaman biara yang didirikannya; yang masih berdiri hingga saat ini dan dikenal dengan nama Biara Mar Saba (Biara Santo Sabbas).

Pada abad ke-12 para Crusaders (Tentara Salib) mengambil Relikwi Santo Sabbas lalu membawanya ke Roma. Relikwi orang suci ini tersimpan di Roma selama delapan ratus tahun sampai pada tahun 1965 Paus Paulus VI mengembalikannya ke biara Mar Saba di Yerusalem sebagai wujud nyata dari niat baik dan semangat persaudaraan Gereja Katolik Roma pada saudaranya Gereja Katolik Ortodoks.

No comments