Tradisi baru Gereja Katolik Karangan dalam memperingati "Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa" melalui perayaan misa
Fr. Eliodoro Tubesa, OSJ dan Fr. Ray Sales, OSJ (kiri), memimpin misa untuk memperingati Hari raya SP Maria Dikandung Tanpa Noda |
KARANGAN - Kamis (08/12/16), umat Katolik Karangan merayakan Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa. Perlu diketahui bahwa "Dikandung Tanpa Noda" dalam Bahasa Latin disebut "Immaculata Conceptio", merupakan dogma dalam Gereja Katolik Roma, yaitu kepercayaan bahwa Maria dikandung tanpa noda (Latin; macula) dosa asal apapun.
Dogma ini menyatakan bahwa Maria dijaga oleh Tuhan dari segala kehilangan kekudusan yang merundung umat manusia, dan sebaliknya ia dipenuhi dengan rahmat Ilahi. Ia dikandung dalam rahim bundanya, St. Anna, tanpa dosa asal. Karena itulah, dalam menjalani kehidupannya sebagai manusia, Maria terbebas sepenuhnya dari dosa. Tidak pernah ada dosa sekecil apapun dalam diri Bunda Kita, Maria.
Pada tahun 1476, Paus Sixtus IV menyatakan secara resmi bahwa tanggal 8 Desember merupakan Pesta perayaan Maria Dikandung Tanpa Noda. Pesta perayaan ini adalah sebuah tanda yang begitu kuat tentang kepercayaan Gereja atas Maria Dikandung Tanpa Noda, bahkan jauh sebelum peresmiannya sebagai sebuah dogma pada abad ke-19.
“Engkau memberinya hak istimewa untuk menikmati terlebih dahulu karya keselamatan yang akan diperoleh Kristus dengan kematian-Nya, serta menjaganya tanpa noda dosa sejak saat pertama perkandungannya.” ~ Paus Sixtus IV
Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX didalam konstitusi apostoliknya, Ineffabilis Deus, menyatakan secara resmi bahwa Dikandung Tanpa Noda Noda merupakan sebuah dogma Gereja. Gereja Katolik Roma percaya bahwa dogma ini didukung oleh Kitab Suci (misalnya Maria disapa oleh Malaikat Gabriel sebagai yang "penuh rahmat" atau yang "sangat dicintai"), oleh tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja baik secara langsung maupun tidak langsung, dan juga oleh sensus fidei yang seringkali menggelari Maria sebagai Sang Perawan Suci (Injil Lukas 1:48). Teologi Katolik menyatakan bahwa, oleh karena Yesus menjadi daging di dalam tubuh Sang Perawan Maria, adalah suatu hal yang masuk akal apabila Maria bebas dari segala dosa sehingga ia bisa menyatakan penyerahan dirinya atas kehendak Ilahi.
Empat tahun setelah pengajaran yang diberikan oleh Paus Pius IX, Bunda Maria menampakkan diri di Lourdes, Perancis (1858). Penampakan Bunda Maria di Lourdes (di grotto Massabielle) terjadi selama 18 kali kepada Bernadette Soubirous, seorang gadis desa yang yang waktu itu berumur 14 tahun. Penampakan Bunda Maria di Lourdes ini sudah diakui oleh Gereja Katolik sebagai penampakan yang otentik. Dalam penampakan itu (penampakan ke- 16), Bunda Maria menyatakan dirinya sebagai “Perawan yang dikandung tanpa noda dosa” (the Immaculate Conception) kepada Bernadette yang pada waktu itu tidak memahami makna “the Immaculate Conception“, terutama karena ia adalah gadis desa yang buta huruf. Pernyataan dari Bunda Maria ini mengkonfirmasikan ajaran dari Bapa Paus Pius IX, dan dengan demikian juga membuktikan infalibilitas ajaran Bapa Paus tersebut.
Dalam Gereja Katolik Roma, Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda adalah sebuah hari raya wajib, kecuali di beberapa tempat di mana konferensi para uskup setempat telah memutuskan untuk tidak mewajibkannya, setelah disetujui oleh Tahta Suci. Hari raya ini merupakan hari libur publik di beberapa negara dengan mayoritas penduduk beragama Katolik Roma, seperti Italia. Di Filipina, walau disana tidak diperingati sebagai hari libur publik, semua sekolah Katolik merayakannya sehingga seakan-akan menjadikan hari itu seperti hari libur.
Fr. Ray Sales, OSJ, membacakan injil |
Bagi umat Katolik Karangan, misa perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda merupakan hal yang sangat baru. Sebab selama ini setiap tanggal 8 Desember tidak pernah diadakan perayaan khusus ataupun misa untuk memperingati "Hari Istimewa" yang berkenaan dengan Bunda Kita ini.
Para imam OSJ yang akan bertugas melayani Paroki Baru Karangan, Fr. Ray Sales, OSJ dan Fr. Eliodoro Tubesa, OSJ berinisiatif untuk "membiasakan" umat Karangan agar memberi perhatian khusus pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Dan pada waktu yang akan datang hal ini mungkin dapat menjadi tradisi baru bagi umat Katolik Karangan setiap tanggal 8 Desember.
Walaupun kemarin tidak banyak umat yang hadir karena mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa ada misa. Akan tetapi, dalam homilinya, Fr. Ray Sales, OSJ mengingatkan kembali bahwa Maria adalah sama seperti kita manusia namun Allah telah mengecualikan Dia dari segala turunan dosa asal yang telah diperbuat oleh Adam dan Hawa di taman Eden. Sejak dari awal mula dalam kandungan, Allah telah memilih Maria untuk menjadi Ibu bagi Tuhan Kita Yesus Kristus. (S. Karimawatn)
No comments