Warta Gereja

Bedug Lebaran Sebagai Simbol Toleransi Antar Umat Beragama di Karangan

KARANGAN (OSJINDONESIA.ORG) - Tidak lama lagi saudara kita umat muslim akan merayakan hari raya Idul Fitri yang akan jatuh pada tanggal 22 April 2023 atau 1 Syawal 1444 H menurut penanggalan Umat Islam. Walaupun saat ini umat muslim masih melaksanakan ibadah puasa, akan tetapi berbagai persiapan dalam menyambut "Hari Kemenangan" itu sudah begitu terasa.

Masyarakat Karangan yang berada di pusat Kecamatan Mempawah Hulu juga sudah mulai sibuk dengan agenda tahunan mereka dalam mendekorasi pasar dengan ornamen lebaran. Tahun ini komunitas kecil yang ada di Karangan mendesain bedug dengan ukuran besar, dengan panjang 3 meter dan diameter 2 meter, lengkap dengan hiasan ketupat diatasnya.

Gemerlap Bedug Lebaran di Pasar Karangan
Yang menarik dari komunitas ini adalah bahwa mereka bekerja atas inisiatif sendiri dan bersifat swadaya. Sedangkan ide untuk menghias pasar Karangan pada setiap hari raya ini dimulai sejak akhir tahun 2021, yaitu dengan membuat Pohon Natal dalam rangka memeriahkan Natal pada waktu itu. Dan pada hari raya imlek, komunitas ini juga membuat hiasan bertemakan imlek seperti lampion. Sedangkan desain bedug lebaran yang menghiasi pasar Karangan kali ini merupakan buah karya nyata komunitas ini yang telah memasuki tahun ketiga.

Pak Acu sedang membenahi kabel listrik
Kesibukan saat finishing bedug
Apa yang telah dilakukan oleh komunitas kecil ini patut diapresiasi. Sebab apa yang mereka lakukan adalah usaha nyata, aktif dan tanpa pamrih dalam rangka merawat keberagaman di wilayah Mempawah Hulu, khususnya Karangan. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa kecamatan Mempawah Hulu dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang yang heterogen, baik itu dilihat dari komposisi suku dan penganut agama. Kecamatan Mempawah Hulu yang berada di wilayah Kabupaten Landak mayoritas dihuni oleh suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa. Demikian pula dari sisi penganut agama, mayoritas masyarakat Kecamatan Mempawah Hulu beragama Kristen, Islam dan Katolik.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Markus (Pak Ayu), selaku koordinator dekorasi bedug tahun ini, bahwa apa yang mereka lakukan merupakan usaha nyata dalam rangka merawat indahnya keberagaman, menjaga rasa persaudaraan didalam masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi antar umat. Anggota komunitas ini sendiri bersifat inklusif dan terdiri dari berbagai suku, seperti Dayak, Melayu dan Tionghoa, dan dengan latar belakang agama yang berbeda, yaitu Kristen, Islam dan Katolik. Setiap kali ada momen hari raya keagamaan, mereka selalu bergotong-royong merealisasikan ide untuk "mempercantik" Pasar Karangan dengan berbagai hiasan yang bertemakan hari raya tersebut.

Pak Ayu, koordinator komunitas "Bedug" tahun 2023
Pak Ayu juga menjelaskan bahwa, sejak akhir tahun 2021, anggaran yang mereka miliki untuk mewujudkan ide bertemakan toleransi ini didapat dari sumbangan sukarela masyarakat tanpa ada paksaan. Dan apa yang mereka kerjakan selama ini tidak memiliki tujuan untuk mencari keuntungan materi selain hanya untuk merawat toleransi antar umat yang ada di Kecamatan Mempawah Hulu, khususunya Karangan sebagai pusat kecamatan.

Pentingnya Merawat Toleransi Diantara Umat Beragama

Jadi, apakah sebenarnya tolerasi itu? Toleransi Beragama adalah sikap untuk saling menerima dan terbuka terhadap adanya umat dengan agama yang berbeda. Tidak peduli terhadap agama apa yang dianut, setiap orang sudah selayaknya dapat saling menghargai satu dengan yang lainnya. Tujuan dari toleransi beragama yaitu untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan harmonis serta dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Indonesia merupakan Negara Multikultural dengan berbagai keragaman suku, ras, bahasa dan juga agama. Keberagaman ini merupakan asset bangsa yang harus dijaga dan dirawat bersama. Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membedaka-bedakan, seperti yang suda tertuang dalam semboyan "Bhineka Tunggal Ika", yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu.

Keakraban komunitas di warung kopi Pak Acu
Seperti yang sudah diwujudkan oleh kemunitas kecil yang dikomandoi oleh Pak Ayu, mereka bekerja secara spontan dengan didorong oleh kesadaran yang sama, bahwa mereka adalah satu saudara didalam kemanusiaan. Tidak peduli apa agama dan sukumu, berawal dari tongkrongan warung kopi Pak Acu, mereka berbaur menyatukan ide dan gagasan untuk berbuat hal yang positif. Bedug Lebaran yang diarsiteki oleh Pak Acu tahun ini merupakan simbol keharmonisan umat yang patut dirawat dan dilestarikan.
S.Karimawatn

No comments