Warta Gereja

Imam di India berhenti dari pelayanan akibat kecewa dengan Gereja

Pastor Ajimon Puthiyapramabil berhenti dari pelayanan paroki untuk menentang praktik-praktik dalam Gereja yang bertentangan dengan ajaran Kristus sebagai seorang nabi.

KERALA (OSJINDONESIA.ORG) - Seorang imam Katolik di India telah berhenti dari pelayanan pastoral dengan mengatakan dia ingin membersihkan Gereja Siro-Malabar ritus Timur, yang menurutnya telah menyimpang dari ajaran Kristus.

Pastor Ajimon Puthiyapramabil dari Keuskupan Thamarassery, Negara Bagian Kerala, mengumumkan keputusannya pada 13 Mei untuk mengejar apa yang disebutnya “misi kenabian” Kristus.

“…Tetapi, mulai hari ini saya memasuki misi kenabian, salah satu misi imamat Kristen,” kata imam berusia 46 tahun itu dalam sepucuk surat kepada umat Paroki Hati Kudus di Mukkom, tempat dia terakhir melayani.

Gereja Siro-Malabar yang berbasis di Kerala menyaksikan serangkaian skandal dalam empat tahun terakhir termasuk kasus pengadilan dan protes jalanan yang melibatkan para imam dan uskup. Tuduhan kurangnya transparansi keuangan dan perselisihan liturgi yang berlarut-larut.

“Saya mengambil keputusan ini setelah dua tahun melakukan refleksi,” kata Pastor Puthiyapramabil kepada UCA News pada 19 Mei.

“Saya sadar saya tidak dapat mengungkapkan pikiran saya dalam pelayanan paroki, oleh karena itu, saya memutuskan untuk berhenti. Namun, saya tidak berhenti dari imamat saya,” tambahnya.

Sementara itu, Pastor Joice Vayalil, vikjen keuskupan itu, mengatakan pihaknya tidak mengetahui keputusan imam itu.

“Kami tidak mengetahui rencana Pastor Puthiyapramabil,” kata Pastor Vayalil kepada UCA News pada 19 Mei.

“Kami telah menghubungi dia dan akan segera memutuskan tindakan selanjutnya,” kata pejabat keuskupan itu.

Pastor Puthiyapramabil mengatakan dia akan terus menjadi seorang imam Katolik tetapi “cara hidup saya akan sedikit berbeda dari sebelumnya,” kata imam itu.

“Gereja-gereja Kristen di Kerala, khususnya Gereja Siro-Malabar, sedang mengalami kemunduran besar,” demikian isi surat pastor yang ditujukan kepada umatnya.

Gereja Siro-Malabar adalah salah satu dari 22 Gereja Katolik Ritus Timur yang memiliki persekutuan penuh dengan Vatikan.

“Para pemimpin hari ini berjalan jauh dari jalan Kristus. Hukum liturgi buatan manusia dianggap lebih penting daripada hukum kasih dan belas kasih Allah,” kata Paus Fransiskus, mengacu pada perselisihan yang sedang berlangsung di Gereja Siro-Malabar yang memiliki sekitar 5 juta umat Katolik.

Di antara 35 keuskupannya, keuskupan agung Ernakulam-Angamlay adalah terbesar dengan memiliki lebih dari setengah juta umat Katolik dan telah menolak untuk mengadopsi Peraturan Misa seragam yang disetujui oleh Sinode, badan pembuat keputusan tertinggi.

Imam itu menyatakan kesedihannya atas penutupan Katedral St. Maria di Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly pada 24 Desember menyusul bentrokan fisik terkait perselisihan liturgi di dalam katedral.

Dia juga merujuk pada kasus kriminal yang dihadapi Kardinal George Allencherry, kepala Gereja Siro-Malabar yang berbasis di Kerala, terkait beberapa tanah Gereja.

Para pemimpin Gereja terlibat dalam kasus kriminal, tidak mengikuti ajaran Kristus, dan juga tidak menjalani kehidupan yang rendah hati, katanya.

Kardinal berusia 78 tahun itu menghadapi 14 kasus pidana di pengadilan berbeda di Negara Bagian Kerala terkait penjualan tanah yang dilaporkan merugikan Keuskupan Agung Ernakulam-Angamaly sebesar 10 juta dolar AS. Namun, kardinal itu membantah melakukan kesalahan.

“Saya akan bersuara menentang praktik-praktik dalam Gereja yang bertentangan dengan ajaran Kristus sebagai seorang nabi.”

“Saya juga tahu bahwa ini adalah jalan salib. Tapi, saya tidak bisa berpaling dari ajakan Kristus. Itu sangat kuat,” tulis imam itu dalam suratnya.

Pastor Puthiyapramabil mengakui banyak imam takut berbicara, takut akan pembalasan.

Ia juga menuding para pimpinan Gereja tidak memberikan ruang yang memadai kepada suster dan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam Gereja.

Sumber : indonesia.ucanews.com

No comments