Gereja Katolik Indonesia Siap Terima Kunjungan Paus Fransiskus
JAKARTA (OSJINDONESIA.ORG) - Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan kunjungan Paus Fransiskus pada September akan menjadi kesempatan bagi umat Katolik di Indonesia untuk mendalami dan mengamalkan pesan-pesannya.
“Memang kehadiran Paus Fransiskus secara fisik menjadi sangat penting dan sangat membahagiakan, tetapi kita berharap bukan hanya kehadiran fisik yang kita perhatikan, tetapi juga pesan-pesan beliau, pikiran-pikiran beliau yang beliau tulis untuk kemanusiaan,” katanya dalam sebuah video yang dirilis Konferensi Waligereja Indonesia [KWI] pada 8 April.
Ia mengatakan, pesan-pesan itu “mesti juga menjadi perhatian kita dan kita mempunyai niat untuk mempelajari pesan-pesan itu.”
Ia mengatakan dua pesan terakhir yang sangat penting dari paus dalam konteks Indonesia adalah mengenai tanggung jawab umat manusia untuk menjaga lingkungan hidup – dalam ensiklik Laudato si – dan dalam ensiklik Fratelli tutti tentang pentingnya menjaga persaudaraan.
“Suatu gagasan yang sangat cemerlang, bukan dalam arti hebat-hebat, tetapi menjadi sangat penting untuk sejarah umat manusia pada zaman kita ini,” katanya.
“Semoga kehadiran Paus Fransiskus secara fisik yang akan datang juga menantang kita, mengundang kita, mendorong kita, untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan untuk melaksanakannya,” katanya.
Ia mengatakan semoga rencana yang bagus ini “sungguh-sungguh menjadi berkat bagi kita semua dan kita jadikan pujian kemuliaan bagi Tuhan.”
Dalam video itu, Kardinal Suharyo berbicara bersama Uskup Bandung Mgr. Antonius Bunyamin Subianto, yang juga ketua KWI.
Uskup Subianto mengatakan, KWI sengaja mengumumkan kunjungan paus pada Hari Maria Menerima Kabar Sukacita tanggal 8 April karena merupakan kabar gembira bagi Indonesia.
Prelatus itu mengatakan, Paus Fransiskus akan ada di Indonesia pada 3-6 September 2024.
Ia mengatakan, informasi ini bersumber dari Nota Verbal Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo kepada Menteri Luar Negeri, tertanggal 5 Maret 2024 serta 2 surat tertanggal 25 Maret yaitu jawaban positif Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Undangan Presiden Joko Widodo kepada Sri Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia tahun 2024.
“Tentu, kepastian kedatangan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia tersebut masih menunggu pengumuman resmi, tentang kapan datangnya, pastinya, dari pemerintah Republik Indonesia dan atau Vatikan,” katanya.
“Untuk itu sebelum ada pengumuman resmi kepastian kedatangan dari pemerintah Republik Indonesia dan Vatikan, rencana kedatangan Bapa Suci Fransiskus tersebut masih bersifat tentatif,” tambahnya.
Kardinal Suharyo mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus ini “tidak hanya untuk Indonesia, tetapi perjalanan panjang, dari Indonesia akan ke Papua Nugini, akan ke Timor Leste, akan ke Singapura dan kemungkinan juga akan ke Vietnam.”
“Rasa-rasanya belum pernah ada kunjungan yang meliputi lima negara yang jauhnya seperti kita ini.”
Dengan kunjungan ke berbagai negara itu, katanya, Paus Fransiskus tentu tidak akan mempunyai waktu yang banyak untuk Indonesia.
“Kita juga mesti siap untuk menerima kenyataan bahwa Paus Fransiskus, usianya sudah banyak, rencananya panjang, maka pasti umat Katolik di Indonesia ataupun saudari-saudara kita dalam konteks lintas agama yang bisa membayangkan macam-macam acara, nanti kalau tidak kesampaian kita bisa memahami,” katanya.
“Umat Katolik sendiri di seluruh Indonesia pasti ingin satu-persatu berjabatan tangan dengan paus tetapi kita semua tahu itu yang tidak mungkin,” katanya.
Kardinal menyebut kunjungan ini dalam arti tertentu sangat historis, karena apa, karena Paus Fransiskus adalah kepala negara Vatikan yang dalam sejarah Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara, yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC di Provinsi Papua Selatan mengatakan kunjungan paus ini dapat memperkuat iman umat Katolik Indonesia.
“Mudah-mudahan dengan kunjungan ini, umat Katolik di Indonesia semakin berani menyuarakan kebenaran dan menjadi teladan bagi umat agama lain dalam hal kehidupan religius yang sejati, yaitu cinta di atas segalanya,” katanya kepada UCA News di 8 April.
Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas membenarkan kabar kunjungan paus ke Indonesia dalam pernyataannya pada 30 Maret lalu.
Umat Kristiani berjumlah 24 juta dari perkiraan populasi Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 juta jiwa. Umat Katolik berjumlah sekitar 7 juta.
Negara ini memiliki enam agama – Buddha, Katolik, Konghucu, Hindu, Islam, dan Protestan – dan sekitar 200 kepercayaan tradisional.
Paus Fransiskus akan menjadi paus ketiga yang mengunjungi negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia itu setelah kunjungan Paus Paulus VI pada Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989.
Sumber : Indonesian Church Gets Ready To Welcome Pope Francis
No comments