Gereja Sri Lanka Kritik Kepala Kepolisian Menyusul Kunjungan Kepada Korban Serangan Paskah
Umat Katolik membawa patung Yesus yang rusak sebagian yang diselamatkan dari puing-puing setelah serangan bom Minggu Paskah 2019 di Gereja St. Sebastian pada 31 Maret. (Foto: AFP) |
SRI LANKA (OSJINDONESIA.ORG) - Pejabat senior Gereja Katolik di Sri Lanka tidak menyetujui kunjungan seorang pejabat tinggi kepolisian kepada para korban serangan bom Minggu Paskah tahun 2019 dan sebuah gereja yang dibom menjelang pawai protes pada 21 April untuk menandai lima tahun ledakan yang terjadi secara bersamaan itu.
Inspektur Jenderal Polisi (IGP) Deshbandu Tennakoon mengunjungi Gereja St. Sebastian di Katuwapitiya di pinggiran ibu kota Kolombo pada 31 Maret (Minggu Paskah) untuk memeriksa keamanan dan membagikan paket ransum kering kepada para korban dan keluarga mereka.
Panel kepresidenan yang menyelidiki serangan teror tersebut telah merekomendasikan tindakan disipliner terhadap Tennakoon, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Inspektur Jenderal (DIG), atas kegagalannya mencegah ledakan di tiga gereja dan tiga hotel mewah yang menewaskan lebih dari 275 orang dan lebih dari 500 orang luka-luka meskipun ada masukan dari intelijen sebelumnya.
Tennakoon, yang diangkat menjadi pejabat tinggi kepolisian yang baru pada 3 April, juga dituduh gagal menangkap tersangka setelah sebuah granat ditemukan di Gereja Segala Orang Kudus di Borella, dekat Kolombo, tahun 2022.
Gereja Sri Lanka, yang selalu menyalahkan pemerintah atas kegagalannya menangkap para pelaku, berencana mengadakan demonstrasi pada 21 April untuk memperingati lima tahun pemboman tersebut.
“Memberikan paket sembako dan menyalakan lilin merupakan penghinaan terhadap para korban,” kata Pastor Manjula Niroshan, imam Paroki St. Sebastian, seraya mengecam kunjungan Tennakoon, yang didampingi oleh beberapa pria berseragam.
Tidak ada yang memberi tahu kami “bahwa IGP Tennakoon akan mengunjungi” gereja pada Minggu Paskah, tambah imam itu.
Penduduk desa juga tidak diberitahu bahwa “IGP akan datang ke rumah para korban,” kata Pastor Niroshan kepada wartawan pada 3 April.
Selama lima tahun terakhir, kami telah mengupayakan penangkapan para dalang, kata Pastor Niroshan sambil merujuk pada lambatnya kemajuan dalam penyelidikan.
Pastor Cyril Gamini, juru bicara Keuskupan Agung Kolombo, mengecam kepala polisi karena membagikan paket sembako.
Sebaliknya, “kami mencari keadilan bagi mereka [para korban dan keluarga mereka],” tambah juru bicara tersebut.
“Kami mendesak adanya penyelidikan internasional yang independen,” tegas Pastor Gamini yang juga sebelumnya disampaikan oleh Kardinal Malcolm Ranjith, uskup agung Kolombo.
Kardinal itu telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung terhadap keputusan pemerintah yang mengangkat Tennakoon sebagai kepala kepolisian. Pengadilan tinggi di negara tersebut telah menyelesaikan sidang tujuh petisi yang menentang kenaikan pangkatnya.
Pemerintah meningkatkan keamanan di 1.873 gereja di negara itu selama Pekan Suci tahun ini dan Tennakoon mengunjungi beberapa tempat, termasuk Gereja St. Sebastian, sebagai bagian dari peninjauan keamanan.
Surini Attapattu, seorang mahasiswa dari Keuskupan Agung Kolombo, menuduh adanya konspirasi tingkat tertinggi di balik serangan Minggu Paskah.
Mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa dan timnya memanfaatkan serangan itu untuk mencapai tujuan politik mereka dan meraih kekuasaan, kata Attapattu.
Sumber : indonesia.ucanews.com
No comments