Warta Gereja

Uskup India Desak Umat Katolik Untuk Memilih Pemimpin Sekuler

Foto Uskup Agung Bangalore Mgr. Peter Machado. (Foto: AFP)

INDIA (OSJINDONESIA.ORG) – Seorang uskup agung di Negara Bagian Karnataka, India selatan mendesak umat Katolik untuk memilih pemimpin sekuler dalam pemilihan umum (pemilu) mendatang di negara itu.

“Pilihlah seorang pemimpin yang sekuler, non-komunal, percaya pada konstitusi, dan tidak terlalu korup,” kata Uskup Agung Bangalore (sekarang Bengaluru) Mgr. Peter Machado pada 7 April.

Ia menjelaskan pemimpin sekuler adalah orang yang menghormati semua orang tanpa diskriminasi dan non-komunal berarti orang yang menerima semua agama.

Uskup Machado mengatakan bahwa semua umat Katolik harus memberikan suara mereka karena pemilu mendatang sangatlah penting dan bersejarah.

“Adalah dosa jika kita tidak memilih,” katanya saat menyampaikan homili di Logos Retreat Center di Bengaluru.

Prelatus itu mengatakan sia-sia jika kita kemudian duduk dan mengeluh tentang meningkatnya persekusi terhadap umat Kristen dan lembaga-lembaga mereka di negara tersebut.

Uskup Machado, yang juga ketua Dewan Uskup Katolik Regional Karnataka, mengatakan mereka yang berhak memilih “harus meluangkan waktu dengan membatalkan semua kegiatan lain pada hari pemungutan suara.”

Pemilu nasional akan diselenggarakan dalam tujuh tahap pada April, Mei dan Juni. Negara Bagian Karnataka akan memberikan suara pada 26 April dan 7 Mei.

Pastor Faustine Lucas Lobo, juru bicara dewan uskup regional mengatakan, panduan uskup agung itu akan membantu masyarakat memilih kandidat yang tepat untuk mewakili mereka di parlemen nasional.

“Seruan Uskup Agung Machado benar… karena situasi di negara ini cukup sulit bagi kelompok agama minoritas yang menghadapi peningkatan persekusi sejak sekitar satu dekade terakhir,” katanya kepada UCA News pada 10 April.

Konstitusi India memberi semua warga negara hak yang sama dan kebebasan untuk memilih dan mengamalkan agama apa pun pilihan mereka, tambah imam itu.

Lobo mengatakan uskup agung tersebut adalah pembela hak asasi manusia yang vokal dan telah meminta Perdana Menteri Narendra Modi untuk bertindak melawan mereka yang “terlibat dalam ujaran kebencian.”

Para uskup Katolik di India telah mendesak umatnya untuk berdoa dan berpuasa pada 22 Maret.

Tujuannya adalah “untuk menjadi perantara bagi bangsa kita, khususnya dalam pemilihan umum mendatang tahun ini,” kata Uskup Agung Delhi Mgr. Anil Couto, sekretaris jenderal Konferensi Waligereja India.

Umat Kristen berjumlah 1,87 persen dari 68,4 juta penduduk di Karnataka.

Negara bagian ini mencatat 21 insiden yang menargetkan umat Kristiani dan lembaga-lembaga mereka tahun 2023, menurut United Christian Forum (UCF) yang berbasis di New Delhi, sebuah badan ekumenis yang mencatat persekusi terhadap orang Kristen di seluruh negeri itu.

India menyaksikan 720 serangan tahun 2023, kata laporan UCF.

Sumber : Indian Bishop Urges Catholics To Vote For Secular Govt

No comments