Warga Malaysia Berduka Atas Wafatnya Biarawati Irlandia
Suster Enda Ryan terlihat bersama mantan muridnya dalam foto ini. (Sumber: Lily Lee) |
MALAYSIA (OSJINDONESIA.ORG) - Ribuan orang di Malaysia memberikan penghormatan kepada seorang biarawati misionaris Irlandia yang memelopori pendidikan anak perempuan di negara angkatnya tersebut selama beberapa dekade.
Suster Enda Ryan meninggal padal 7 April pada usia 96 tahun, menurut kongregasi religiusnya, Misionaris Fransiskan Maria (FMM).
FMM adalah ordo religius Katolik internasional yang didirikan di India tahun 1877.
Biarawati ini dipuji secara luas sebagai pendiri sekolah-sekolah ikonik Assunta dan membantu membangun Klinik Ave Maria, yang sekarang menjadi Rumah Sakit Assunta, rumah sakit swasta pertama di Malaysia.
Sekolah dan rumah sakit berada di Petaling Jaya, kota satelit yang baru dikembangkan untuk Kuala Lumpur.
Banyak yang mengunggah di media sosial memuji kontribusi biarawati tersebut.
Lahir Eileen Philomena Ryan pada 30 Desember 1928, di Galbally, Irlandia, ia bergabung dengan FMM tahun 1947 dan datang ke Malaysia tahun 1955 setelah lulus dari universitas dengan gelar di bidang pendidikan.
Pemerintah meminta para biarawati FMM untuk membuka sekolah bagi anak perempuan yang pendidikannya terganggu oleh pemberontakan Komunis.
Malaysia saat itu berada di bawah kekuasaan Inggris, dan menjadi negara merdeka tahun 1957.
Tahun 1958, Suster Ryan menjadi kepala sekolah di Sekolah Menengah Assunta yang baru didirikan. Sekolah tersebut dimulai dengan tiga kelas untuk anak perempuan berusia 13-14 tahun, dan tahun 1963, sekolah tersebut memiliki 900 siswa dan 34 guru tetap.
Lily Lee, salah satu murid biarawati dari Angkatan 1964, memuji kontribusinya terhadap pendidikan.
“Saya sangat menikmati pelajaran menyanyi bersamanya karena saya suka menyanyi. Dia memiliki suara yang indah,” tambahnya.
Lee mengingatnya sebagai orang yang lebih disiplin dalam banyak hal. “Dia akan mengusir anak-anak lelaki La Salle [dari sekolah laki-laki di seberang jalan] yang berdiri di pagar, mengawasi kami para gadis Assunta selama pertandingan atau latihan,” katanya kepada UCA News.
Jacinta Vythilingam, siswa angkatan 1987, mengatakan kepada UCA News bahwa Suster Ryan-lah yang menggubah lagu sekolah tersebut.
“Kami masih menyanyikannya dengan bangga di setiap acara besar sekolah. Kecintaannya pada musik dan suaranya yang indah selalu menyemangati kami,” katanya.
Vythilingam mengatakan biarawati itu juga mempromosikan keharmonisan ras dan agama.
“Tidak ada [segregasi] ras atau agama di sekolah. Yang ada hanya orang-orang Assunta,” ujarnya, seraya menambahkan banyak pemimpin perempuan di Malaysia saat ini adalah alumni sekolah Assunta.
Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Nurul Izzah Anwar, putri Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Lourett D’silva, mahasiswa angkatan 1971, mengaku awalnya takut dengan Suster Enda.
“Tetapi ketika dia mulai mengajari kami katekese dan pengetahuan Alkitab tingkat tinggi, saya menemukan dia adalah seorang guru yang sangat baik,” kenangnya.
Dia juga mengenang biarawati tersebut sebagai orang yang “sangat berempati dan simpatik” yang mengunjungi keluarganya untuk menghadiri pemakaman ayahnya D’silva dan meminta para siswa untuk memberikan penghormatan kepadanya dalam perjalanan ke Gereja St. Fransiskus Xaverius.
Biarawati ini pensiun tahun 1989, namun ia merupakan tokoh terkemuka dalam mengembangkan kebijakan dan praktik pendidikan di Malaysia, sehingga menjadikannya sebagai seorang ikon pendidikan.
Tahun 1966, pemerintah Malaysia menganugerahkan kewarganegaraan kepada biarawati tersebut atas kontribusinya terhadap pendidikan di negara tersebut.
Selama 31 tahun mengabdi, ia menerima berbagai penghargaan nasional dan dianugerahi gelar doktor kehormatan di bidang humaniora dari Taylor’s University tahun 2022.
Mendiang Suster Ryan akan dimakamkan pada 11 April.
Sumber : Malaysians Mourn Irish Nun Who Pioneered Girl Education
No comments